BAB. 17 PERANCANGAN BASIS DATA MENGGUNAKAN MODEL DATA REA

PENDAHULUAN
Bab ini memperkenalkan topik pemodelan data, satu aspek dari desain database yang harus dipahami oleh akuntan.

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA
Figure17-2 menunjukkan 5 langkah dasar dalam perancangan basis data. 
Tahap pertama (analisis sistem) terdiri dari perencanaan awal untuk menentukan kebutuhan dan kelayakan pengembangan sistem baru. 
Tahap kedua (desain konseptual) termasuk mengembangkan skema yang berbeda untuk sistem baru pada tingkat konseptual, eksternal, dan internal.
Tahap ketiga (desain fisik) terdiri dari menerjemahkan skema tingkat internal ke struktur database aktual yang akan diimplementasikan dalam sistem baru.
Tahap keempat (implementasi dan konversi) mencakup semua kegiatan yang terkait dengan mentransfer data dari sistem yang ada ke SIA database baru, menguji sistem baru, dan melatih karyawan bagaimana menggunakannya.
Tahap terakhir adalah menggunakan dan memelihara sistem baru.



Figure17-1


Pemodelan data adalah proses mendefinisikan database sehingga dengan setia mewakili semua aspek organisasi, termasuk interaksinya dengan lingkungan eksternal.

DIAGRAM ENTITY-RELATIONSHIP
Diagram entity-relationship (E-R) adalah teknik grafis untuk menggambarkan skema basis data. Ini disebut diagram E-R karena menunjukkan berbagai entitas yang dimodelkan dan hubungan penting di antara mereka.
Dalam diagram E-R, entitas digambarkan dengan segitigas. Sayangnya, bagaimanapun tidak ada standar industri untuk aspek lain dari diagram E-R.

Figure17-2

MODEL DATA REA
Model data REA berfokus pada semantik yang mendasari kegiatan rantai nilai organisasi.

Tiga tipe dasar entitas
Model data REA dinamakan begitu karena itu mengklasifikasikan entitas ke dalam tiga kategori berbeda: sumber daya yang diperoleh dan digunakan organisasi, peristiwa (kegiatan bisnis) di mana organisasi terlibat, dan agen yang berpartisipasi dalam acara ini. Figure17-3 menyediakan contoh dari tiga tipe entitas ini.


Figure17-3

Menata Hubungan: Template REA Dasar
Figure 17-4 menyajikan pola dasar ini. Fitur penting dari pola adalah sebagai berikut:
  1. Setiap peristiwa terhubung setidaknya dengan satu sumber daya yang terpengaruh
  2. Setiap peristiwa terhubung setidaknya dengan satu acara lainnya
  3. Setiap peristiwa terhubung setidaknya dengan dua agen yang berpartisipasi
ATURAN 1: SETIAP PERISTIWA ENTITAS HARUS DIHUBUNGKAN SETIDAKNYA DENGAN SATU ENTITAS SUMBER DAYA     Peristiwa terkait harus dihubungkan setidaknya dengan satu sumber daya yang mereka pengaruhi.

ATURAN 2: SETIAP PERISTIWA ENTITAS HARUS DIHUBUNGKAN SETIDAKNYA DENGAN SATU PERISTIWA ENTITAS LAINNYA


Figure17-4

Figure17-5

ATURAN 3: SETIAP PERISTIWA ENTITAS HARUS DIHUBUNGKAN SETIDAKNYA DENGAN DUA AGEN YANG BERPARTISIPASI


MENGEMBANGKAN DIAGRAM REA
Chapter ini berfokus pada pengembangan diagram REA untuk siklus bisnis tunggal.
Mengembangkan diagram REA untuk siklus bisnis spesifik terdiri pada tiga langkah berikut:
  1. Identifikasi peristiwa yang manajemen ingin kumpulkan informasinya
  2. Identifikasi sumber daya yang terkena dampak dari setiap peristiwa dan agen yang berpartisipasi dalam peristiwa itu
  3. Tentukan kardinalitas masing-masing hubungan
Langkah 1: Identifikasi Peristiwa yang Berhubungan


Figure17-6

Chapter 12 mengjelaskan bahwa siklus pendapatan biasanya terdiri dari empat kegiatan berurutan:
  1. Mengambil pesanan pelanggan
  2. Memenuhi pesanan pelanggan
  3. Menagih pelanggan
  4. Menerima pembayaran dari pelanggan
Langkah 2: Identifikasi Sumber Daya dan Agen
Setelah peristiwa yang berhubungan telah ditentukan, sumber daya yang dipengaruhi oleh peristiwa tersebut perlu diidentifikasi. Ini melibatkan menjawab tiga pertanyaan:
  1. Apa sumber daya ekonomi yang dikurangi dengan peristiwa "Give"?
  2. Apa sumber daya ekonomi yang diakuisisi dengan peristiwa "Get"?
  3. Apa sumber daya ekonomi yang dipengaruhi oleh acara komitmen?

Langkah 3: Menentukan Kardinalitas Hubungan
Kardinalitas menggambarkan sifat hubungan antara dua entitas dengan menunjukkan berapa banyak contoh dari satu entitas yang dapat dihubungkan ke setiap contoh spesifik dari entitas lain.


Table17-1

Kardinalitas minimum dapat berupa nol (0) atau satu (1), tergantung pada apakah hubungan antara kedua entitas bersifat opsional (kardinalitas minimum adalah nol; lihat baris satu dan tiga) atau wajib (kardinalitas minimum adalah satu, seperti dalam baris dua dan empat).
Kardinalitas maksimum dapat berupa satu atau banyak (simbol kaki gagak), tergantung pada apakah setiap contoh entitas A dapat dihubungkan ke paling banyak satu contoh (seperti pada dua baris teratas) atau berpotensi banyak contoh dari entitas B (seperti pada dua baris terbawah).

TIGA TIPE HUBUNGAN     Tiga tipe dasar hubungan antar entitas dimungkinkan, tergantung pada kardinalitas maksimum yang terkait dengan masing-masing entitas (kardinalitas minimum tidak masalah):
  1. Hubungan satu-ke-satu (1:1) ada ketika kardinalitas maksimum untuk setiap entitas dalam hubungan itu adalah 1 (lihat Figure 17-7, panel A).
  2. Hubungan satu-ke-banyak (t: N) terjadi ketika kardinalitas maksimum dari satu entitas dalam hubungan adalah 1 dan kardinalitas maksimum untuk entitas lain dalam hubungan itu banyak (lihat Figure 17-7, panel B dan C)
  3. Hubungan banyak-ke-banyak (M: N) terjadi ketika kardinalitas maksimum untuk kedua entitas dalam hubungan tersebut banyak (Figure 17-7, panel D).

Figure17-7

Komentar

Postingan Populer